Wah, Budaya nyontek ternyata makin mengakar

LONDON - Puluhan ribu mahasiswa di berbagai universitas di Inggris terbukti melakukan kecurangan saat mengerjakan ujian dan tugas kuliah. Fenomena ini terus meningkat selama tiga tahun terakhir.

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan harian Independent, selama tiga tahun terakhir, lebih dari 45 ribu mahasiswa di 80 perguruan tinggi ditemukan bersalah karena “kesalahan akademis”. Mereka membawa kertas jawaban atau telepon seluler ke dalam ruang ujian, hingga membayar orang lain untuk mengerjakan esai.

Angka ini disebut meningkat karena tahun lalu, 16 ribu kasus kecurangan terjadi di dunia pendidikan tinggi Inggris. Dan banyak pejabat universitas yang menghabiskan dana hingga jutaan poundsterling untuk perangkat lunak guna mengidentifikasi tugas yang mengulang materi lain yang telah dipublikasikan atau memotong dan menyisipkan (cut dan paste) data dari internet.

Akibatnya, ratusan orang telah dikeluarkan dari fakultas mereka, sementara banyak lainnya yang telah didenda, nilainya diturunkan atau ditugaskan untuk mengikuti konseling. Demikian seperti dikutip dari Independent, Senin (12/3/2012).

Para pejabat universitas memperingatkan, meski telah menghabiskan banyak uang untuk perangkat lunak guna mengidentifikasi tugas yang menjiplak, mereka kalah ‘tempur’ dan semakin sulit untuk mendeteksi kecurangan. Karena beberapa mahasiswa membayar orang lain untuk menghasilkan esai yang telah disesuaikan. Umumnya, pejabat universitas menyatakan, krisis keuangan negara membuat banyak mahasiswa bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan nilai yang baik.

Menurut Independent, Greenwich University merupakan universitas yang paling buruk di Inggris karena memiliki 900 kasus kecurangan tahun lalu. Sementara 12 perguruan tinggi lainnya melaporkan ada lebih dari satu kasus contekan setiap harinya.

London Metropolitan University, yang berada di peringkat pertama pada periode 2009-2010, turun ke peringkat kedua pada 2010-2011. Setelah London Metropolitan, diikuti oleh Sheffield Hallam, Leeds Metropolitan, dan Wolverhampton.

Sementara Oxford University melaporkan ada 26 kasus di kampusnya, tahun lalu. Akibatnya, dua orang mahasiswa dikeluarkan dari kampus karena pelanggaran plagiarisme dan denda terhadap dua mahasiswa lainnya karena membawa ponsel atau BlackBerry ke ruang ujian.
(rhs)