Sebuah gunung es yang berukuran dua kali lipat dari Manhattan terkoyak oleh salah satu gletser terbesar di Greenland. Hal ini mencerminkan perubahan dramatis terbaru terhadap memanasnya pulau tersebut.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mengamati sebuah retakan panjang di dekat ujung timur Gletser Petermann. Pada Senin (16/7), satelit-satelit NASA menunjukkan gletser itu sudah benar-benar runtuh, menjatuhkan sebuah bongkahan es berukuran 74 km persegi.
Sebuah bongkahan es besar menutupi sekitar 80 persen permukaan Greenland. Gletser Petermann sebagian besar terletak di daratan pulau tersebut, tapi sebuah segmen muncul di atas air seperti lidah yang beku yang menjulur, dan di tempat itulah pecahnya gletser terjadi.
“Itu dramatis sekali. Itu sangat mengganggu,” kata profesor Andreas Muenchow dari University of Delaware, yang merupakan salah satu dari peneliti pertama yang menyadari keruntuhan itu. “Kami memiliki data dari 150 tahun lalu dan kami melihat perubahan yang belum pernah kami lihat sebelumnya.”
“Itu adalah salah satu manifestasi bahwa Greenland mengalami perubahan sangat cepat,” katanya.
Para peneliti mencurigai pemanasan global sebagai penyebabnya, tapi masih belum bisa membuktikan hal tersebut. Gletser membuat gunung es terpisah secara alami, tapi kejadian yang terjadi pada Petermann dalam tiga tahun terakhir belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Muenchow dan ilmuwan lainnya.
“Ini bukan bagian dari kejadian alami lagi,“ ujar ahli peneliti gletser NASA, Eric Rignot, yang berada di Petermann 10 tahun lalu.
Ilmuwan es Ohio State University, Ian Howat, mengatakan masih ada kesempatan itu menjadi gunung es yang normal lagi, seperti patahnya kuku jari yang tumbuhnya sangat lama, tapi jika terjadi keruntuhan lagi akan membuktikan bahwa hal itu tidak alami, “Kami masih berada dalam tahapan penelitian awal dan mencoba mengetahui seberapa besar masalah ini.”
Banyak gletser di Greenland Selatan yang meleleh dengan kecepatan yang tidak wajar. Reruntuhan Petermann membawa bongkahan es besar lebih jauh ke utara dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kata Ted Scambos, kepala ilmuwan di National Snow and Ice Data Center di Boulder, Colo.
Jika hal itu terus berlanjut, dan lebih banyak bongkahan es Petermann yang runtuh, es yang meleleh tersebut akan membuat ketinggian air laut meningkat. Bongkahan es sejauh ini sudah mengambang, jadi reruntuhan tersebut tidak akan menambah ketinggian air laut.
Suhu di Greeland Utara dan Kanada menjadi panas lima kali lebih cepat daripada rata-rata temperatur global, kata Muenchow. Temperatur di sana meningkat sekitar 4 derajat Fahrenheit dalam 30 tahun terakhir, ujar Scambos.
Gunung es baru tersebut tampaknya akan mengikuti jejak lintasan gunung es sebelumnya pada 2010. Gunung es tersebut terpecah menjadi beberapa gunung es yang lebih kecil di sebelah utara, kemudian ke barat dan tahun lalu sampai di Newfoundland.
Masalah gletser yang meleleh tidak hanya terjadi di Greenland. Para ilmuwan pekan ini juga melaporkan bahwa Arktik tercatat mengalami keruntuhan es terbesar pada bulan Juni.