"Kenapa dia sering banget sih BBM-an sama kamu? Coba, lihat ini, kemarin sore kan kamu nggak balas BBM aku, tapi ternyata kamu BBM-an sama dia. Kamu lebih pilih dia daripada aku?"
Percintaan dan persahabatan berada di dua dunia yang berbeda. Mereka saling berhubungan, bergantung, dan membutuhkan. Tapi tidak seharusnya saling mengganggu, menyakiti, dan bahkan menghancurkan.
Tapi teori ini kadangkala tidak bisa begitu saja berlaku di dunia nyata. Garis pembatas dua dunia ini begitu tipis, hingga (kadang) tampak seperti tidak ada. Atau, mungkin ada, tapi dianggap tak ada — akibat api cemburu yang berlebih.
Sebenarnya, percakapan di atas tidak perlu terjadi. Percakapan yang muncul sebagai reaksi dari pertanyaan di atas, juga tidak perlu terjadi. Jika dan hanya jika, kamu dan dia dan sahabatmu tahu porsi dan peran masing-masing.
Begini kondisinya, kamu sudah bersahabat sejak SMA dengan laki-laki ini. Kamu dan dia sudah sangat dekat sebagai teman. Sedangkan kamu, baru saja menjalin hubungan cinta dengan laki-laki baru. Bagaimana kamu akan menjelaskan pada pacarmu tentang sahabatmu?
Hal apa yang akan kamu katakan agar ia yakin, bahwa sahabatmu bukanlah ancaman hubungan kalian?
Begini caranya. Katakan padanya posisi kamu, dan sahabat kamu, sejak awal jadian. Jangan biarkan dia yang lebih dulu menemukan hubungan spesial antara kamu dan sahabatmu. Katakan sejak awal, "Sayang, dia sahabat aku. Dia bukan saingan kamu, oke?"
Katakan padanya bahwa dia, dan sahabatmu, bukanlah dua pilihan yang harus dipilih salah satu. Ini bukan ujian akhir, di mana kamu harus memilih hanya satu jawaban untuk lulus, atau mengulang kelas di semester depan. Kamu sayang dia. Kamu senang berbagi cerita sepulang kamu bekerja. Dia adalah orang terakhir dan pertama yang kamu sapa tiap harinya. Kamu menghabiskan Sabtu malam bersamanya.
Tapi, kamu juga membutuhkan sahabatmu. Untuk bergosip tentang teman kuliahmu yang lebih dulu menikah, untuk saling mendukung meraih mimpi yang kamu katakan padanya waktu SMA, untuk mencari jalan keluar saat kamu tak lagi tahu bagaimana cara melunakkan hatimu saat dia marah, dan mungkin, untuk menemanimu saat dia menyakitimu, nanti.
Katakan padanya kamu tahu batas. Kamu tahu sejak kamu memutuskan untuk menerimanya menjadi pacarmu, kamu harus menjaga perasaan dan juga hubungan kalian. Kamu akan selalu menghormati posisinya sebagai pacar, dan posisinya sebagai sahabatmu. Seperti minyak dan air, kamu tidak akan pernah mencampuradukkan dua dunia ini jadi satu.
Katakan padanya, sahabatmu mendukung kalian. Sahabatmu adalah orang pertama yang mengatakan padamu untuk menerimanya sebagai pacarmu. Sahabatmu, adalah orang yang selalu meyakinkan kamu kalau pacarmu sangat menyayangimu, dan mengatakan padamu untuk meninggalkan mantanmu, demi dia. Sahabatmu, ingin kamu, dan dia, bahagia.
Terakhir, katakan padanya untuk percaya padamu. Hubungan ini, akan menghadapi begitu banyak rintangan, dan cobaan di depannya. Beberapa di antaranya, lebih besar, sulit, dan rumit dari ini. Justru sebenarnya, kamu-pacarmu-dan-sahabatmu bukanlah sebuah masalah sejak awal. Minta ia untuk memberikan kepercayaan penuh pada dirimu, terkait dengan hubunganmu dengan sang sahabat. Jika kamu terbukti melanggar janji, katakan padanya, ia bisa mengakhiri hubungan ini dengan segera.
Namun, sebelum kamu katakan beberapa hal di atas pada pacarmu, cobalah jawab pertanyaan ini: Benarkah kamu tahu batas? Yakinkah kamu, hubungan kamu dan dia hanya sebatas sahabat?
Meski pacar dan sahabat bukanlah sesuatu yang bisa dipilih, bagaimana jika suatu saat kamu ada di posisi yang terpaksa memilih satu di antara mereka? Siapa yang kamu pilih, pacar atau sahabat?