Penulis buku The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life, Thomas M. Sterner, ingin menunjukkan kepada pembaca tentang cara menikmati proses belajar keterampilan baru. Sepanjang hidupnya Sterner selalu mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia pelajari sebelumnya. Belajar jadi musisi, pegolf, dan pilot pesawat pribadi. Pria ini benar-benar menjalaninya secara bersamaan. Kok bisa?
Sterner bahkan menekuni pekerjaan sebagai teknisi piano konser selama lebih dari 25 tahun. untuk sekali persiapan konser, ia dibayar USD 100.000. Apakah Anda berminat untuk belajar keterampilan baru? Jika ya, Anda bisa mengikuti saran dari Sterner berikut ini, seperti yang dilansir di psychcentral.com.
1. Fokus pada proses, bukan hasil
"Ketika Anda berfokus pada proses, hasil yang Anda inginkan akan mudah dicapai. Ketika Anda berfokus pada hasil, Anda akan mengalami kebosanan, kegelisahan, frustrasi, dan tidak sabar dengan proses tersebut. "
Fokus pada hasil membuat Anda mudah menghakimi diri sendiri dan bersikap negatif. Setiap kesalahan yang Anda perbuat akan menjadi penghalang besar bagi kesuksesan Anda. Sebaliknya, ketika Anda tenggelam dalam proses, Anda hanya akan belajar, melakukan, dan berlatih.
2. Menyesuaikan perspektif Anda
Sterner mengatakan bahwa tak ada kesempurnaan yang sejati. Sesuatu akan selalu berkembang, berkembang, dan terus berkembang. Ia menggunakan bunga untuk menggambarkan perumpaannya. Kapan Anda mengatakan bunga mencapai kesempurnaannya? Apakah ketika bunga masih menjadi benih, berkembang, atau saat telah mekar sepenuhnya?
Anda hanya perlu mencapai hasil yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Jangan cepat merasa puas dengan kemajuan yang telah Anda dapatkan! Itu akan membuat Anda cepat bosan dan tidak berkembang.
3. Praktik D.O.C
Ketika Anda belajar keterampilan baru, cobalah untuk bersikap objektif. Sterner menciptakan D.O.C, akronim dari: Do, Observe, Correct
Sterner pernah mempelajari olahraga memanah. Beberapa waktu lalu, Sterner berguru kepada seorang pelatih tim Olimpiade Amerika cabang memanah. Ia mengatakan bahwa tantangan terbesar di Amerika dalam olahraga ini adalah pola pikir para atlet yang terlalu terpaku pada berapa nilai mereka. Sebaliknya, tim Asia lebih difokuskan pada proses pembuatan tembakan yang baik. Mereka bahkan tampaknya tidak peduli terhadap hasilnya.
"Bagi mereka, tujuan utamanya adalah hasil terbaik dari memprioritaskan teknik yang tepat untuk menarik busur," tulis Sterner dalam bukunya. Itulah yang membuat mereka sulit untuk dikalahkan. Tim-tim Asia selalu melakukan, mengamati, dan tepat.
Dengan kata lain, "Mereka menarik busur, mereka melepas panah, mereka mengamati hasilnya, dan kemudian mereka melakukan koreksi untuk tembakan berikutnya."
Ketika Anda dapat fokus pada proses, khsususnya dalam praktek keterampilan tertentu, Anda sebenarnya mulai menikmati diri Anda sendiri dan menjadi unggul.
Halangan terbesar dari kesuksesan adalah diri kita sendiri. Itulah yang coba ditunjukkan oleh Sterner. Setiap orang selalu memiliki kesempatan untuk belajar dan terus berkembang. Jangan pernah berhenti pada sebuah pencapaian!