- “Aku merasa insecure.” Jangan dipikir kakak kelas yang super rese atau teman yang suka merendahkan dan membully teman lain, benar-benar kuat dan jagoan. Menurut situs yang membahas psikologi bullying, bully online, si pem-bully justru merasa paranoid dan terancam dengan lingkungannya.
- ”Sejujurnya aku merasa agak iri dengan orang yang aku bully.” Meskipun sering menyangkal, sebenarnya ada perasaan iri atau sirik dalam diri si tukang bully terhadap korbannya.
- ”Walau mengaku benci dan nggak suka, tapi aku cukup memperhatikan orang yang aku bully.” Pem-bully suka mencari-cari kesalahan korbannya, bahkan sampai ke hal yang nggak penting. Ini merupakan bukti kalau diam-diam mereka memperhatikan korbannya. Dengan kata lain, si pem-bully ini agak ”kurang kerjaan”, untuk mengurusi orang lain.
- ”Aku bermasalah dengan sekolah.” Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal School Psychology Quarterly, siswa yang performance-nya di sekolah kurang bagus, memiliki potensi lebih besar untuk mem-bully.
- ”Pengalaman di-bully membuat aku ingin balas dendam.” Biasanya ini tipe yang melestarikan tradisi bullying. Dendam gara-gara pernah di-bully, dilampiaskannya dengan mem-bully siswa yang lain.
- ”Sebenarnya, aku cuma ikut-ikutan teman.” Banyak banget nih yang seperti ini, ikutan mem-bully supaya dianggap solider. Biasanya, di hati kecil mereka merasa bersalah. Tapi nggak cukup pede dan berani untuk menentang teman-temannya.
Isi Hati Para Pem-Bully
Kenapa sih dia suka mem-bully orang lain? Pertanyaan itu mungkin terlintas di benak kita dan para korban bullying. Alasan dibalik seseorang melakukan bullying, memang bikin penasaran. Jika seandainya mereka mau jujur, inilah kira-kira yang dialami pem-bully.